Dari sudut pandang remaja 22 tahun.
tak terlintas dalam benak untuk menjalani kehidupan seperti ini,
hidup dengan moral yang dibebankan,
yang ku tau aku hidup tak sendiri,
aku punya segelentir orang yang harus kubahagiakan, kuturuti, kudengarkan,
dan pada mereka seluruh doaku tersinggah,
oleh mereka aku terdorong, dan karna mereka aku hidup dengan sesungguhnya,
ya, mereka keluargaku, khususnya orang tuaku, tempat peraduanku, tempat keluh kesahku,
dari mereka, dan untuk mereka aku hidup.
aku takut aku tak mampu, aku takut aku tak bisa
membuat mereka tersenyum tulus
ketika melihatku dalam puncak tertinggi kehidupanku,
seperti yang selalu ku hayalkan,
dan aku belum meraihnya.
aku takut, aku takut ,aku takut.
hidup dengan moral yang dibebankan,
yang ku tau aku hidup tak sendiri,
aku punya segelentir orang yang harus kubahagiakan, kuturuti, kudengarkan,
dan pada mereka seluruh doaku tersinggah,
oleh mereka aku terdorong, dan karna mereka aku hidup dengan sesungguhnya,
ya, mereka keluargaku, khususnya orang tuaku, tempat peraduanku, tempat keluh kesahku,
dari mereka, dan untuk mereka aku hidup.
aku takut aku tak mampu, aku takut aku tak bisa
membuat mereka tersenyum tulus
ketika melihatku dalam puncak tertinggi kehidupanku,
seperti yang selalu ku hayalkan,
dan aku belum meraihnya.
aku takut, aku takut ,aku takut.
Join This Site Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon